Thanks capt 96!
Musim ini adalah musim terakhir Muhammad Hidayat berseragam Persebaya, setelah bergabung selama 8 tahun dengan Persebaya.
pemain asal Bontang ini bergabung pada 2017 di temukan oleh the special one Iwan Setiawan pelatih pertama Persebaya setelah bangkit dari tidur panjangnya.
Di musim pertama bersama Persebaya, Hidayat berhasil membawa Persebaya promosi ke kasta tertinggi Liga Indonesia sekaligus membantu Persebaya meraih gelar Liga2.
Muhammad Hidayat namanya tidak sementereng deretan pemain Persebaya di Liga1 musim pertama, namun dia yang selalu siap jika diturunkan oleh Alfredo Vera sewaktu waktu.
Dia adalah orang yang menemani jatuh bangun menemani Persebaya dari awal bangkit hingga di musim ke 8 nya di Liga Indonesia, orang yang merasakan dari mess Karanggayam hingga mess doho harus keluar setelah menemani Persebaya dai 2017.
Sudah tidak ada lagi jembatan di tim ini, sudah tidak ada lagi kepala suku di tim ini yang bisa menyeimbangkan suasana sejak rawon 12 Rendi Irwan keluar dari Persebaya.
Masih teringat di ingatan bagaimana sang “dynamic duo” Hidayat dan Alwi selamat bisa menari nari di lapangan tengah persebaya, umpan umpan pendek satu duanya terasa indah dipadukan dengan aksi Flamboyan dari Ricky kambuaya.
Laga sarat gengsi 1 Oktober 2022 melawan Arema fc adalah momen yang tidak pernah terlupakan bagi pendukung Persebaya, saat jeda babak pertama Muhammad Hidayat berjalan ke lorong stadion Kanjuruhan dan meludahi logo Arema fc dan berjalan paling akhir menuju locker room saat peluit akhir dibunyikan, disaat kondisi stadion Kanjuruhan sudah sangat tidak kondusif dia berjalan paling akhir menunggu seluruh tim masuk ke locker room.
Sayangnya di laga terakhir, Persebaya harus kalah melawan Bali united di kandang, sebuah penghinaan bagi living legend baru Persebaya Muhammad Hidayat yang berpamitan.
Terimakasih untuk kesetiaanmu, terima kasih untuk ludahmu di Kanjuruhan.
The last man standing!