Forever Young, Forever Green!
Deretan spanduk yang terpasang di setiap sudut kota ini menandakan gairah dan kecintaan masyarakat bola kota Surabaya yang tidak pernah surut dukungannya menyambut hari lahirnya Persebaya, tanpa ada komando tanpa ada seruan dari walikota maupun presiden klub Persebaya ataupun para elite tribun, semua serentak memasang spanduk spanduk yang biasa terpasang di stadion berganti di setiap sudut kota Surabaya.
Tidak hanya spanduk coretan coretan dinding terpampang di setiap tembok tembok jalanan kota. Dengan semua yang terpampang di jalanan Surabaya saat bulan Juni secara tidak langsung Memotret fanatisme dan kecintaan masyarakat kota Surabaya terhadap Persebaya. Fanatisme dan kecintaan terhadap klub ini bergeser dari dukungan di stadion menjadi gerakan sosial yang organik tanpa campur tangan elit-elit kota.
Bahkan ulang tahun kota Surabaya tidak akan semeriah ini, sepak bola sudah menjadi identitas masyarakat kota Surabaya, seperti layaknya Liverpool kota pelabuhan yang masyarakatnya dihibur oleh klub sepak bola dan musik sebagai pelarian dari kesibukan dan kebosanan bekerja setiap hari. Masyarakat urban yang berasal dari berbagai latar belakang di satukan dalam simbol dan kecintaan terhadap klub yang sama.
Terima kasih Paidjo, Pamoedji, Dr Soetomo dan semua yang telah terlibat dalam membidani lahirnya klub ini, terimakasih untuk semua cerita indah yang telah datang dalam hidup ini, terimakasih telah membersamai masa kecil yang muram dan miskin. Walaupun sekarang hadirmu terasa semakin jauh dari bayangan masa kecil ketika mencumbumu bukan lagi dengan cinta dan ketulusan melainkan nominal yang berbicara. Terima kasih sudah menjadi inspirasi setiap impian masa kecil anak anak kota yang ingin menjadi pemain sepak bola di kota ini.
Dirgahayu Persebaya ku, tidak ada jarak terbentang luas jika hati sudah bertaut satu. Persebaya sigaraning nyowoku!